BulatanKami

Berusaha keras dan gigih dalam menuntut ilmu

Sesungguhnya, jiwa manusia secara tabiat suka bersenang-senang dan bermalas-malasan. Ia tidak suka berkorban, bersemangat dan memberi. Ia menyuruh kepada keburukan dan melarang ke arah kebaikan.

 

Perkara ini dinyatakan oleh Allah ‘Azza Wa Jalla sebagaimana dalam firman-Nya, yang bermaksud:
"...Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku...” (Surah Yusuf, QS12:53)

 

Sesungguhnya apabila kita membiarkan nafsu kita, memberikan apa yang diinginkan, menuruti semua yang ia mahu, maka ia akan membawa kita kepada keburukan dan musibah, dan menjerumuskan kita kepada kebinasaan. Oleh yang demikian, wajib bagi setiap insan bersungguh-sungguh menundukkan dirinya agar taat kepada Allah sehingga melakukan demikian dalam keterpaksaan. Mengekangnya dengan tali keimanan dan ketaqwaan.

 

Antara ketaatan tersebut adalah dengan menuntut ilmu syar'i dan meraihnya. Sesungguhnya jiwa manusia berusaha lari daripadanya dan beerasa berat dengannya. Seandainya setiap orang tidak menuntut ilmu kecuali apabila jiwanya menginginkannya, maka kemungkinan dia tidak akan belajar ilmu selama hidupnya. Atau maksima dia akan belajar ilmu hanya sebentar saja, kemudian ditinggalkannya dan berpaling darinya.

 

Namun, dengan mujahadah dan memaksa diri untuk meraih ilmu, maka jiwa akan tunduk untuk mendapatkan ilmu dan mencintainya, sehingga menjadikannya rindu dengan ilmu. Dia akan merasakan nikmatnya, mendengar pengajian dan membaca kitab serta berdiskusi. Di mana orang-orang yang bermujahadah itu berada?


Allah Ta’ala memerintahkan kita supaya berjihad melawan nafsu  sebagaimana firman-Nya yang bermaksud:
"Berjihadlah kamu di jalan Allah dengan sebenar-benarnya..." (Surah al-hajj, QS22:78)


 

Allah berjanji kepada orang-orang yang berjihad melawan hawa nafsu kerana Allah, akan diberikan pertolongan,bantuan dan petunjuk ke jalan yg lurus. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang bermaksud:
"Orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami, benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (Surah al-ankabut:, QS29:69)


Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda bahawa berjihad melawan nafsu dan menundukkannya untuk ketaatan termasuk sebahagian dari jihad yang paling agung. Daripada Fudhalah bin Ubaid radiallahu ‘anh, bahawasanya Rasulullah Sollallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda, yang bermaksud:

"Orang yang berjihad itu adalah mereka yang berjihad melawan nafsunya kerana Allah" (Hadis sahih, Riwayat Ahmad)


Abdullah bin Mubarak berkata, yang bermaksud:
"Sesungguhnya orang-orang soleh sebelum kita,mereka dibantu oleh jiwanya untuk melakukan kebaikan. Sekarang kita tidak dapat menjadikan jiwa kita taat kecuali dengan memaksanya ."


Muhammad bin al-Munkadir berkata, yang bermaksud:
"Aku berjihad (melawan) diriku (untuk taat kepada Allah) selama 40 tahun, hingga akhirnya aku istiqamah."

 

Ibnul Qayyim al-Jauziah pula berkata, yang bermaksud:
"Barangsiapa yang dirinya menginginkan sesuatui yang mulia, maka dia harus mencintai jalan agama, iaitu kebahagiaan. Sekalipun kebahagiaan pada awalnya tidak dapat dilepaskan dari kesulitan dan penderitaan. Bila sahaja jiwa ini dipaksa untuk sesuatu yang mulia(ketaatan,ibadah dan ilmu), ia akan digiring dalam keadaan redha dan terpaksa kepadanya, bersabar dalam menghadapi kesulitannya, maka  dia akan memasuki taman yang rendang ,tempat duduk yang nyaman,kedudukan yang mulia dan mendapatkan segala kelazatan, ketaatan,ibadah dan ilmu sebagai mainan. Sebagaimana nikmatnya seorang kanak-kanak yang bermain dengan burungnya, dibandingkan dengan nikmatnya seorang raja. Kemuliaan selalu diiringi dengan kesulitan. Kebahagiaan tidak akan dapat dilalui kecuali melalui jambatan penderitaan. Telah dikatakan bahawa: Barangsiapa menginginkan kesenangan; maka dia harus meninggalkan bersenang-senang”


Demikianlah seharusnya memahami agama Allah. Ketaatan tidak dapat ditinggalkan kerana menghadapi kesulitan. Seorang muslim harus berusaha menghadapi kesulitan dan bersabar atas semua musibah. Sesungguhnya Allah adalah penolong dalam setiap keadaan!

 

*Dinukil dan diolah daripada kitab terjemahan “Keutamaan & Kelebihan Menuntut Ilmu” karya Abul Qa'qa' Muhammad bin Shalih Alu Abdillah.

0 Comments
Comments
Tweets

0 comments:

Catat Ulasan